1. Harus mempunyai tujuan yang jelas (ane katakanlah sebagai motivasi, Gan. Karena setahu ane banyak banget keutamaan menghafal Al Qur'an)
2. Harus ada lembaga yang menyelenggarakan program menghafal Al Quran. Lembaga ini berfungsi untuk mengkoordinasi mereka yang ingin menghafal Al Quran agar nantinya tidak patah dan berhenti di tengah jalan. (Lembaga tahfidz Quran di Indonesia alkhamdhulillah banyak, ada Rumah Quran, dll)
3. Harus ada metode yang digunakan dan tak asal begitu saja. Jika memang ingin sungguh-sungguh, maka mesti ada metode yang dipakai. (Kalau ane sih lagi ikhtiar #OneDayOneAyat, tiap orang punya kapasitas dan 'style' masing-masing. Tadi ane ikut tasqif Al Quran metodenya #OneMinuteOneRow ^_^)
4. Harus ada mu’allim (guru) yang menjadi rujukan dan mempunyai kemampuan membaca Al Quran dengan baik dan benar. (Kalau hafal sendiri nanti banyak yang salah. Karena kalau kita belajar tahsin walaupun hafalannya banyak tapi bacaan salah harus ngulang dari awal sampai bacaan bener. Weleh)
5. Harus ada follow-up setelah menyelesaikan hafalan Al Quran. Jadi, mereka yang telah merampungkan hafalan Al Quran mereka tidak dibiarkan begitu saja. (Yups, bisa ikut lomba tahfidz, jadi imam sholat, dll. Ini untuk menjaga hafalan kita Gan.)
Yang terakhir ada kutipan dari Shaikh Al Ghamidi:
"(Penghafal Al Quran) harus senantiasa dengan dua hal, tikrar (mengulang) dan istimrar (berkelanjutan). Ia harus terus mengulang hafalan yang telah dihafalnya dan melanjutkan hafalan barunya,” jelas Syaikh.
sumber: fimadani.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar