Sabtu,
04 Oktober 2014
Jalan
Kebangkitan Dan Kepemimpinan Itu Adalah Bekerja Dan Berkorban
السلام
عليكم و رحمة الله و بركاتهالحمد لله الذي فرض الجهاد على المسلمين.. و جعله مناط
عزهم و رفعهم..اشهد أن لا اله الا الله وحده لا شريك له.. و اشهد أن محمدا عبده و
رسوله المبعوث رحمة للعالمين..اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم.. الذي أدى
الأمانة.. و بلغ الرسالة.. و نصح الأمة.. و جاهد فى الله حق جهاده.. و على آل بيته
الأطهار.. وأصحابه الأبرار.. الذين آمنوا به.. و صدقوا بما جاء به.. و ساروا على
نهجه.. و اقتدوا بسنته.. و على من جاء ممن بعد هم من التابعين و تابعيهم.. و على
كل من سار على نهجهم إلى يوم الدين..فيا معاشر المسلمين.. أوصيكم و اياى نفسى
الخاطئة المذنبة بتقوى الله.. فقد فاز المتقون.. وإن العاقبة للمتقين..
ALLAHU
AKBAR 3x...
Pagi ini memori sejarah kita membuka dirinya kembali, membawa kita pada kenangan ribuan tahun lalu. Pagi ini kita kenang lagi manusia-manusia agung yang telah menciptakan arus terbesar dalam sejarah manusia, membentuk arah kehidupan kita, dan membuat kita semua berkumpul di lapangan besar ini untuk sholat dan berdoa bagi mereka. Pagi ini kita agungkan lagi nama-nama besar itu: Nabi Ibrahim dan istrinya Hajar, Nabi Ismail dan Nabi Muhammad saw.Bayangkanlah bahwa lebih dari 4000 tahun lalu tiga manusia agung itu – Ibrahim, Hajar dan Ismail – berjalan kaki sejauh lebih dari 2000 km – atau sejauh Makassar Jakarta – dari negeri Syam – yang sekarang menjadi Syria, Palestina, Jordania dan Lebanon – menuju jazirah tandus – yang oleh Al Qur’an disebut sebagai lembah yang tak ditumbuhi tanaman apapun –.Bayangkanlah bagaimana mereka memulai sebuah kehidupan baru tanpa siapa-siapa dan tanpa apa-apa. Bayangkanlah bagaimana mereka membangun ka’bah dan memulai peradaban baru. Bayangkanlah bagaimana 42 generasi dari anak cucu Ibrahim secara turun temurun hingga Nabi Muhammad saw. membawa agama Tauhid ini dan mengubah jazirah itu menjadi pusat dan pemimpin peradaban dunia. Bayangkanlah bagaimana Ka’bah pada mulanya hanya ditawafi 3 manusia agung itu, kini setiap tahunnya ditawafi sekitar 5 juta manusia dari seluruh pelosok dunia yang melaksanakan ibadah haji – dan dalam beberapa tahun ke depan akan ditawafi sekitar 12 juta manusia setiap tahun, persis seperti doa Nabi Ibrahim:
رَبَّنَا
إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ
الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ
تَهْوِي إِلَيْهِمْ ..
“Ya
Tuhan kami, sesungguhnya aku telah membawa sebagian dari keturunanku untuk
tinggal di sebuah lembah yang tak tertumbuhi tanaman apapun, di sisi rumahMu
yang suci..Ya Tuhan kami, itu agar mereka mendirikan sholat.. maka penuhilah
hati sebagian manusia dengan cinta pada mereka..” ( Surat Ibrahim: 37).
Bayangkanlah
bagaimana jazirah yang tandus tak berpohon itu dihuni oleh hanya mereka bertiga
dan kini berubah menjadi salah satu kawasan paling kaya dan makmur di muka
bumi, persis seperti doa Ibrahim:
وَإِذْ
قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آَمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ
الثَّمَرَاتِ
“Dan
ingatlah tatkala Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini negeri yang
aman, dan berilah rezeki kepada penduduknya berupa buah-buahan yang
banyak..”(Surat Al Baqarah: 126).
Bayangkanlah
bagaimana Nabi Ibrahim bermunajat agar lembah itu diberkahi dengan menurunkan
seorang nabi yang melanjutkan pesan samawinya, dan kelak Nabi Muhammad saw
menutup mata rantai kenabian di lembah itu, lalu kini – 1500 tahun kemudian –
agama itu diikuti sekitar 1,6 sampai 1,9 milyar manusia muslim, persis seperti
doa Ibrahim:
“Ya
Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al
kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat Al Baqarah
129).
Bayangkanlah
bagaimana – dari sebuah kampung kecil di Irak bernama Azar – Nabi Ibrahim
datang seorang diri membawa agama samawi ini, melalui dua garis keturunan
keluarga; satu garis dari istrinya Sarah yang menurunkan Ishak, Ya’kub hingga
Isa, dan satu garis dari istrinya Hajar yang menurunkan Ismail hingga Muhammad,
dan kini setelah lebih dari 4 millenium agama samawi itu – Islam, Kristen dan
Yahudi – dipeluk oleh lebih dari 4 milyar manusia
“Dan
Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub.
(Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini
bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (Surat Al
Baqarah: 132).
ALLAHU AKBAR 3X.
Pagi
ini kita kenang lagi perjuangan 4 milenium lalu itu. Dan akan terus kita kenang
hingga riwayat kehidupan berakhir saat kiamat datang kelak. Begitulah agar
kesadaran sajarah kita tetap terjaga, bahwa; Pertama, pertumbuhan adalah ciri
agama. Berbagai kerajaan, dinasti, rezim dan imperium datang silih berganti
dalam sejarah manusia. Ia lahir, tumbuh besar, berjaya, lalu menua, melemah dan
akhirnya mati. Tapi agama yang dibawa Ibrahim datang dan terus bertumbuh tanpa
henti hingga kini. Tak ada kekuasaan – sezalim dan setiran apapun ia – yang
sanggup menghentikan laju pertumbuhannya. Agama ini membangun kerajaan dalam
hati dan pikiran manusia, bukan bangunan megah di atas tanah yang akan segera
punah oleh waktu. Agama terus bertumbuh karena memberi arah bagi kehidupan
manusia, mengakhiri pencarian akalnya akan kebenaran, kebaikan dan keindahan,
serta memenuhi dahaga jiwanya akan cinta, ketenangan dan kebahagiaan.
Lihatlah bagaimana doa-doa Nabi Ibrahim menjadi kenyataan satu per satu dan
terus menerus sepanjang waktu. Nabi Ibrahim mengajarkan kita sunnatullah yang
menjadi hukum sejarah sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an:
فَأَمَّا
الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي
الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ
“Adapun
buih itu pasti akan pergi sia-sia. Sedang yang bermanfaat bagi manusia akan
bertahan di muka bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”.( Surat
Ar Ra’du: 17).
Kedua,
agama adalah narasi terbesar dalam sejarah manusia.Arus sejarah yang digerakkan
oleh narasi Barat lahir dari ruh Kristiani. Sementara arus sejarah yang
digerakkan narasi Timur lahir dari Islam. Jadi di Barat maupun di Timur
agamalah yang membentuk semua peradaban besar yang pernah menghiasi
lembar-lembar sejarah manusia. Dan selamanya akan terus begitu. Semua
pemberontakan manusia untuk keluar dari jalan agama – seperti yang kita
saksikan di abad yang lalu melalui gelombang sekularisme dan ateisme, baik atas
nama ilmu pengetahuan atau atas nama yang lain – hanya akan berujung dengan
kesia-siaan dan kesengsaraan. Lihatlah misalnya bagaimana perang dunia pertama
dan kedua mengorbankan sekitar 94 juta nyawa manusia. Pemberontakan itu lahir
dari keangkuhan manusia yang terlalu rapuh, disusun oleh akal yang terlalu
sederhana untuk melawan kebenaran abadi yang dibawah oleh agama.
اللَّهُ
نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ..
“Allah
adalah cahaya langit dan bumi…”(An Nuur: 35 ).
Ketiga,
Islam adalah agama masa depan manusia. Rasio pemeluk Islam adalah sekitar 1
orang Muslim untuk setiap 1000 penduduk bumi di zaman Nabi Muhammad saw. Kini
angka itu berkembang menjadi 1 orang Muslim untuk setiap 5 orang penduduk
bumi, termasuk sekitar 100 juta muslim yang menghuni benua Eropa dan sekitar
100 juta muslim yang menghuni China daratan. Semua perang yang ditujukan untuk
merusak citra agama ini – seperti label fundamentalisme dan terorisme – demi
mencegah manusia memeluknya tidak akan sanggup mencegah pertumbuhan dan
penyebarannya, bahkan di jantung sekularisme seperti Eropa dan Amerika.
Sementara itu semua sistem dan ideologi lain mulai bangkrut satu per satu
seperti komunisme. Dan kini kapitalisme pun sedang menyusul secara perlahan dan
pasti. Semua sistem dan ideologi itu tidak akan mampu memenuhi tuntutan dan
dahaga manusia akan kebenaran, keadilan dan kebahagiaan. Dunia membutuhkan
pencerahan baru, dan hanya Islamlah yang bisa membawa cahaya. Dunia membutuhkan
sumber solusi, dan hanya Islamlah yang bisa menawarkan jalan keluar.
ليبلغن
هذا الأمر ما بلغ الليل و النهار
..
“Urusan
(agama) ini pasti akan menjangkau seluruh manusia, sepanjang siang dan malam
menjangkau (seluruh pelosok bumi)”.
Keempat,
bekerja dan berkorban adalah tradisi kebangkitan dan kepemimpinan. Bekerja itu
seperti menanam pohon. Berkorban itu adalah pupuk yang mempercepat
pertumbuhannya. Kita mengenang Nabi Ibrahim hari ini karena ia hanya bekerja
menabur kebajikan di ladang hati manusia. Tanpa henti. Kita mengenang Nabi
Ibrahim hari ini karena pengorbanannya yang tidak terbatas. Makna hidup kita –
baik sebagai individu maupun sebagai umat dan bangsa – terletak pada kerja
keras dan pengorbanan tanpa henti dalam menebar kebajikan bagi kemanusiaan.
Bekerja adalah simbol keberdayaan dan u Berkorban adalah simbol cinta dan
kejujuran. Itu nilai yang menjelaskan mengapa bangsa-bangsa bisa bangkit dan
para pemimpin bisa memimpin. Hanya mereka yang mau bekerja dalam diam yang
panjang, dan terus menerus berkorban dengan cinta, yang akan bangkit dan
memimpin. Itulah jalan kebangkitan. Itulah jalan kepemimpinan. Itu nilai yang
mengapa Islam – di masa lalu – bangkit dan memimpin peradaban manusia selama
lebih dari 1000 tahun. Dan itu jugalah jalan kebangkitan kita kembali: bekerja
keras dan berkorban tanpa henti. Dengarlah firman Allah swt:
وَقُلِ
اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ
وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Dan
katakanlah (hai Muhammad), bekerjalah kalian, nanti Allah yang akan menyaksikan
amal kalian, beserta RasulNya dan orang-orang yang beriman”. (Surat At
Taubah:105)
ALLAHU
AKBAR 3X.
Hari
ini – sebagaimana kita mengenang manusia-manusia agung itu; Nabi Ibrahim dan
istrinya Hajar, Nabi Ismail dan Nabi Muhammad saw – kita juga mendengar
rintihan hati umat manusia dari berbagai pelosok dunia. Di belahan dunia Islam
ada rintihan anak-anak Palestina, Irak, Afganistan, Sudan, dan Khashmir yang
membutuhkan solidaritas dan bantuan kita untuk membebaskan mereka dari
kezaliman dan penjajahan. Bahkan bumi pertiwi sedang berduka. Hampir
setiap saat, kita dikagetkan dengan berbagai macam bencana dan musibah, tak ada
ujungnya. Bencana ada di sekitar kita, lebih-lebih di bulan ini, mulai dari
banjir lumpur Warior, tsunami Mentawai dan gunung Merapi, bahkan gempa bumi
setiap hari. Ratusan jiwa meninggal. Sementara di belahan dunia lainnya, ada
milyaran jiwa manusia yang hidup dalam kehampaan dan juga menanti para pembawa
cahaya kebenaran untuk menyelematkan dan mengeluarkan mereka dari himpitan
hidup yang pengap kedalam rengkuhan cahaya Islam yang penuh rahmat. Tangis hati
para korban kezaliman di Dunia Islam dan rintihan jiwa para pencari kebenaran
di Dunia Barat sama-sama menantikan kehadiran kepemimpinan baru yang datang
membawa cahaya kebenaran, cinta bagi kemanusiaan, tekad untuk bekerja keras
serta kemurahan hati untuk terus berkorban.Marilah kita bangkit membebaskan
diri kita dari keserakahan dan kebakhilan, kesedihan dan ketakutan, kelemahan
dan ketidakberdayaan, egoisme dan perpecahan.
Marilah kita bangkit dengan
semangat kerja keras dan pengorbanan tanpa henti, melupakan masalah-masalah
kecil dan memikirkan serta merebut peluang-peluang besar bagi kejayaan umat dan
bangsa kita. Marilah kita bangkit dengan kepercayaan penuh bahwa Islam adalah
masa depan manusia dan bahwa masa depan adalah milik Islam. Marilah kita
bangkit dengan semangat dan keyakinan penuh bahwa kita bisa memimpin umat
manusia kembali jika kita mau bekerja keras dan berkorban demi cita-cita besar
kita.
ALLAHU
AKBAR 3X
Muhammad
Anis Matta
Zaid
A at 10/04/201405:30:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar