Jumat, 30 Januari 2015

Ayah...

Saya sering terkagum-kagum melihat perkembangan beragam anak-anak didik saya darh i mulai kuliah dahulu sampai saat ini, bagaimana mereka merintis karir dan berumahtangga... Sungguh luar biasa, terutama melihat bagaimana mereka yang dulu sangat malu-malu bahkan cenderung kurang percaya diri, ternyata berhasil mentransformasikan diri menjadi 'seseorang' yang lain. Dan yang lebih penting lagi, mempunyai karir dan keluarga kecil yang baik...
Kagum, bukan karena semata perjuangan anak-anak didik itu sendiri, tetapi kagum bagaimana Allah SWT mengatur dan menjamin rejeki bagi kehidupan mereka...Bahkan untuk seorang anak yang dulu sempat kita ragu, bagaimanakah kehidupannya kelak..ternyata sekarang justru sebaliknya!

Minggu, 25 Januari 2015

Bisnis dan Infaq

Rajinlah berinfaq walaupun kita miskin. Gunanya apa? Supaya antum tetap mengganggap uang itu kecil dan supaya tidak ada angka besar dalam fikiran kita. Misalnya kita punya tabungan 10 juta, infaqkan. Supaya antum meneguhkan, mesti ada yang lebih besar dari ini. Jadi angka itu terus bertambah di kepala kita, walaupun dalam kenyataannya belum. Tetapi dengan berinfaq seperti itu, kita memperbaiki cita rasa kita tentang angka. Bukan sekadar dapat pahala tetapi efek tarbawinya bagi kita akan bertambah terus. Kita belum pernah merasakan bagaimana menginfaqkan mobil, sekali waktu kita berusaha untuk menginfaqkan mobil. Begitu antum punya uang sedikit terus berinfaq, terus seperti itu kita latih sambil menjaga jarak. Kita membuat sirkulasi jadi bagus.

Kamis, 08 Januari 2015

Rasyad Foundation


ANAK kecil ini hebat, namanya Rasyad asal Kuwait, usia 7 thn, putera tunggal milyuner Kuwait. Saat ini ia terbaring di rumah sakit, 23 hari opname tanpa ditemani Papa Mamanya yang kebetulan sibuk dengan pekerjaannya. Hari ke-23, Papa Mamanya datang menjenguk dan meminta maaf karena tak sempat mendampinginya. Papa mamanya menghiburnya sambil berkata: "Papa mama sibuk untuk mempersiapkan masa depanmu sayang."
Papa mamanya menunjukkan foto-foto proyek dan rumah yang tengah dibangunnya untuk dirinya kelak, di samping rumah yang tengah di tempatinya sekarang.
Anak ini tersenyum dan bertanya: "Siapa yang bisa menjamin hari esok saya masih hidup Papaku dan Mamaku?
Siapa yang menjamin semua yang Papa Mama miliki saat ini adalah untukku?
Dan apa manfaat semua yang Papa Mama miliki tapi tak ditempati?"