Jumat, 30 Januari 2015

Ayah...

Saya sering terkagum-kagum melihat perkembangan beragam anak-anak didik saya darh i mulai kuliah dahulu sampai saat ini, bagaimana mereka merintis karir dan berumahtangga... Sungguh luar biasa, terutama melihat bagaimana mereka yang dulu sangat malu-malu bahkan cenderung kurang percaya diri, ternyata berhasil mentransformasikan diri menjadi 'seseorang' yang lain. Dan yang lebih penting lagi, mempunyai karir dan keluarga kecil yang baik...
Kagum, bukan karena semata perjuangan anak-anak didik itu sendiri, tetapi kagum bagaimana Allah SWT mengatur dan menjamin rejeki bagi kehidupan mereka...Bahkan untuk seorang anak yang dulu sempat kita ragu, bagaimanakah kehidupannya kelak..ternyata sekarang justru sebaliknya!

 Sungguh suatu hal yang luar biasa untuk direnungkan!
Karena itu, didiklah anak kita dengan harapan dan doa yang baik, agak kelak Allah melancarkan rejekinya dan menjamin kehidupannya secara mulia dan bermartabat. Jangan remehkan potensi sekecil apapun yang dipunyai anak kita, apalagi kalau kita banding-bandingkan dengan 'kehebatan' anak orang lain...Sebab Allah SWT pasti sudah menjamin rejeki hidupnya kelak, tinggal kita sebagai orangtua yang membukakan pintu rejeki itu dengan doa dan prasangka baik....
Ajari anak-anak kita untuk mampu berdiri dengan kekuatan sendiri serta dalam persepsi alternatif yang baik; bukan memilih yang baik dari yang jelek, tetapi memilih yang terbaik dari yang baik..! Berikut, seperti biasa, saya akhiri dengan kutipan inspiratif untuk memperjelas hal yang saya maksud

DIALOG INSPIRATIF:

Anak : "Ayah, Ayah temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang, maksudnya supaya nyamuk itu tidak akan menggigit anaknya. Apakah Ayah akan melakukan hal yang sama?"
Ayah: "Tidak, Nak...tetapi ayah akan mengusir nyamuk sepanjang malam supaya tidak menggigit siapapun!"
Anak: "Oya Ayah, aku pernah membaca cerita tentang seorang Ayah yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan sampai kenyang. Apakah Ayah akan melakukan hal yang sama?"
Ayah: "Tidak, Nak.. Ayah akan bekerja sekuat tenaga supaya kita semua bisa makan dengan kenyang dan kamu tidak harus sulit menelan makanan karena merasa tidak tega melihat Ayahmu sedang menahan lapar!"
Sang Anakpun tersenyum bangga mendengar apa yang dikatakan Ayahnya...
Anak: "Kalau begitu, aku boleh selalu menyandarkan diriku kepada Ayah, ya?"
Sambil memeluk sang anak....
Ayah:"Tidak, Nak...Ayah akan mengajarimu berdiri kokoh di atas kakimu sendiri, supaya engkau tidak harus jatuh tersungkur ketika suatu saat Ayah harus pergi meninggalkanmu"
Ayah yang bijak bukan hanya berhasil menjadikan dirinya tempat bersandar, tetapi juga berhasil bisa membuat sandaran itu tidak diperlukan...

(Ditulis oleh Prof. Joni Hermana, dosen Teknik Lingkungan ITS, alumni TP ITB)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar