Sumber : http:// www.islamedia.web.id/
Portal berita liputan6.com (Senin 3 Desember 2012) memuat artikel yang menyatakan bahwa apabila lelaki ingin membuat perempuan patuh, tidak perlu repot-repot dengan merayunya. Cukup dengan senyuman singkat saja, perempuan bisa melakukan apa yang diminta oleh lelaki. Hal itu terkait dengan tiga penelitian dari para ilmuwan University of Granada di Spanyol, yang ingin mengetahui dampak senyuman lelaki kepada persepsi perempuan terhadap diri dan bahasa tubuhnya.
Penelitian itu menunjukkan, ketika lelaki berperan dominan, perempuan akan sering mematuhinya jika lelaki tersenyum padanya. Pakar bahasa tubuh Patti Wood mengatakan, temuan itu mengganggu tetapi bisa jadi karena wanita lebih mengandalkan bahasa tubuh dibanding laki-laki dalam membuat keputusan. “Bahkan jika ada disonansi antara apa yang telah dikatakan dan apa yang dilakukan tubuhnya, wanita akan melihat ke tubuh. Jika mereka melihat senyum, maka interaksi terlihat lebih ramah”.
Saran Wood kepada perempuan yang tidak ingin dimanipulasi senyuman seorang lelaki, terutama ketika berada di tempat kerja, adalah mengetahui apa yang perempuan inginkan sebelum bertemu laki-laki. Dia mengatakan, hal ini akan meningkatkan bahasa tubuh perempuan serta mengurangi jumlah saraf tics yang mengungkapkan kekhawatiran.
Salah satu poin penting dari studi ini adalah pengaruh senyum lelaki (baca : suami) terhadap sikap perempuan (baca : isteri).
Tersenyumlah Wahai Para Suami
Seorang isteri mengungkapkan di Jogja Family Center, bahwa semalaman ia tidak bisa tidur hanya karena melihat suaminya pulang malam dan berwajah cemberut. Dengan wajah yang dingin dan cemberut, suaminya tidak mengucapkan salam ketika masuk rumah, dan tidak menjawab pertanyaannya. Isteri merasa sakit hati dan serba salah, yang membuatnya merasa gelisah. Dampaknya semalam penuh tidak bisa tidur.
Apa sulitnya untuk tersenyum kepada isteri? Sebagian ahli kesehatan menyatakan, dibutuhkan 43 otot untuk cemberut dan hanya 17 otot untuk tersenyum. Sebagian ahli lainnya menyebutkan dibutuhkan 62 otot untuk cemberut dan hanya 26 otot untuk tersenyum. Lebih sedikit otot untuk tersenyum, artinya jauh lebih mudah tersenyum daripada cemberut. Energi tersenyum lebih sedikit daripada energi untuk cemberut.
Seorang psikolog di Universitas Michigan, Prof. James V. McConnell mengatakan, “Orang yang tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar, dan menjual dengan lebih efektif, serta mampu membesarkan anak-anak yang lebih bahagia. Ada jauh lebih banyak informasi tentang senyuman daripada sebuah kerut di kening. Karena senyum itulah yang mendorong semangat, sehingga menjadi alat pengajar yang jauh lebih efektif daripada hukuman.”
Senyuman suami memberikan banyak informasi tentang kegembiraan, kepercayaan, kehangatan, kelembutan, kasih sayang, cinta, motivasi dan juga harapan. Isteri menangkap senyum yang mengembang dari wajah suaminya dengan kebahagiaan, sedangkan wajah cemberut akan mendatangkan siksaan. Betapa damai hati isteri, dan menghadirkan kebahagiaan yang sejati, jika suami selalu memberikan senyum tulus untuk sang isteri. Sebaliknya, betapa menderita perasaan isteri, jika suami selalu berwajah masam dan cemberut.
Senyuman bisa mendatangkan kebahagiaan. Jika suami tersenyum tulus untuk isteri, maka perasaan bahagia akan bersemayam dalam jiwanya. Dengan hati bahagia, isteri akan bersedia melakukan banyak hal untuk suaminya. Kepatuhan dan ketaatan yang tulus, bukan karena paksaan atau ketakutan. Bukan pula karena doktrin keagamaan tentang ketaatan. Namun lebih karena hasrat untuk memberikan yang terbaik bagi suami, karena suami telah berlaku baik terhadap dirinya. Senyuman yang tulus adalah kebaikan tak ternilai harganya.
Tersenyum Itu Sehat
Para ilmuwan menemukan bahwa tersenyum bisa membantu menurunkan kadar stres dan meningkatkan kesehatan jantung kita. Sebuah riset di University of Kansas meneliti potensi rsenyum dengan melihat berbagai jenis senyum dan kepedulian terhadap senyuman. Hal itu bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi stres yang dihadapinya. “Peribahasa lama mengatakan, ”tahanlah rasa sakit tanpa mengeluh”, telah menunjukkan bahwa tersenyum tidak hanya penting untuk indikator kebahagiaan nonverbal, tetapi juga menjanjikan obat bagi semua jenis masalah yang membuat stres,” kata ketua penulis, Tara Kraft, seperti dikutip Daily Mail.
“Kami meneliti apakah peribahasa ini mempunyai efek ilmiah, yakni apakah tersenyum benar-benar memiliki hubungan dengan kesehatan.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa tersenyum memang berpengaruh pada pernyataan fisik kita.
Secara umum, senyum dibagi menjadi dua kategori, senyum standar, yang menggunakan otot-otot di sekitar mulut, dan senyum asli atau senyum Duchenne, yang melibatkan otot-otot di sekitar mulut dan mata. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa emosi positif bisa membantu selama masa stres dan bahwa tersenyum bisa mempengaruhinya. Namun hasil penelitian dari Kraft dan Pressman ini adalah yang pertama kalinya meneliti jenis senyum seseorang guna mengetahui dampak senyum pada kadar stres.
Jadi, jika ingin sehat, selalu tersenyumlah pada dunia. Terlebih pada isteri anda. Senyum membuat para suami terjauh dari stres, dan membuat isteri bahagia. Jika isteri anda bahagia, pasti akan semakin sayang kepada anda. Tentu saja hal ini berlaku pula bagi isteri, selalu berikan senyum tulus dan paling indah untuk suami. Maka suami akan bahagia dan semakin sayang kepada anda.
Selamat pagi, selamat beraktivitas.
Cahyadi Takariawan.
Portal berita liputan6.com (Senin 3 Desember 2012) memuat artikel yang menyatakan bahwa apabila lelaki ingin membuat perempuan patuh, tidak perlu repot-repot dengan merayunya. Cukup dengan senyuman singkat saja, perempuan bisa melakukan apa yang diminta oleh lelaki. Hal itu terkait dengan tiga penelitian dari para ilmuwan University of Granada di Spanyol, yang ingin mengetahui dampak senyuman lelaki kepada persepsi perempuan terhadap diri dan bahasa tubuhnya.
Penelitian itu menunjukkan, ketika lelaki berperan dominan, perempuan akan sering mematuhinya jika lelaki tersenyum padanya. Pakar bahasa tubuh Patti Wood mengatakan, temuan itu mengganggu tetapi bisa jadi karena wanita lebih mengandalkan bahasa tubuh dibanding laki-laki dalam membuat keputusan. “Bahkan jika ada disonansi antara apa yang telah dikatakan dan apa yang dilakukan tubuhnya, wanita akan melihat ke tubuh. Jika mereka melihat senyum, maka interaksi terlihat lebih ramah”.
Saran Wood kepada perempuan yang tidak ingin dimanipulasi senyuman seorang lelaki, terutama ketika berada di tempat kerja, adalah mengetahui apa yang perempuan inginkan sebelum bertemu laki-laki. Dia mengatakan, hal ini akan meningkatkan bahasa tubuh perempuan serta mengurangi jumlah saraf tics yang mengungkapkan kekhawatiran.
Salah satu poin penting dari studi ini adalah pengaruh senyum lelaki (baca : suami) terhadap sikap perempuan (baca : isteri).
Tersenyumlah Wahai Para Suami
Seorang isteri mengungkapkan di Jogja Family Center, bahwa semalaman ia tidak bisa tidur hanya karena melihat suaminya pulang malam dan berwajah cemberut. Dengan wajah yang dingin dan cemberut, suaminya tidak mengucapkan salam ketika masuk rumah, dan tidak menjawab pertanyaannya. Isteri merasa sakit hati dan serba salah, yang membuatnya merasa gelisah. Dampaknya semalam penuh tidak bisa tidur.
Apa sulitnya untuk tersenyum kepada isteri? Sebagian ahli kesehatan menyatakan, dibutuhkan 43 otot untuk cemberut dan hanya 17 otot untuk tersenyum. Sebagian ahli lainnya menyebutkan dibutuhkan 62 otot untuk cemberut dan hanya 26 otot untuk tersenyum. Lebih sedikit otot untuk tersenyum, artinya jauh lebih mudah tersenyum daripada cemberut. Energi tersenyum lebih sedikit daripada energi untuk cemberut.
Seorang psikolog di Universitas Michigan, Prof. James V. McConnell mengatakan, “Orang yang tersenyum cenderung mampu mengatasi, mengajar, dan menjual dengan lebih efektif, serta mampu membesarkan anak-anak yang lebih bahagia. Ada jauh lebih banyak informasi tentang senyuman daripada sebuah kerut di kening. Karena senyum itulah yang mendorong semangat, sehingga menjadi alat pengajar yang jauh lebih efektif daripada hukuman.”
Senyuman suami memberikan banyak informasi tentang kegembiraan, kepercayaan, kehangatan, kelembutan, kasih sayang, cinta, motivasi dan juga harapan. Isteri menangkap senyum yang mengembang dari wajah suaminya dengan kebahagiaan, sedangkan wajah cemberut akan mendatangkan siksaan. Betapa damai hati isteri, dan menghadirkan kebahagiaan yang sejati, jika suami selalu memberikan senyum tulus untuk sang isteri. Sebaliknya, betapa menderita perasaan isteri, jika suami selalu berwajah masam dan cemberut.
Senyuman bisa mendatangkan kebahagiaan. Jika suami tersenyum tulus untuk isteri, maka perasaan bahagia akan bersemayam dalam jiwanya. Dengan hati bahagia, isteri akan bersedia melakukan banyak hal untuk suaminya. Kepatuhan dan ketaatan yang tulus, bukan karena paksaan atau ketakutan. Bukan pula karena doktrin keagamaan tentang ketaatan. Namun lebih karena hasrat untuk memberikan yang terbaik bagi suami, karena suami telah berlaku baik terhadap dirinya. Senyuman yang tulus adalah kebaikan tak ternilai harganya.
Tersenyum Itu Sehat
Para ilmuwan menemukan bahwa tersenyum bisa membantu menurunkan kadar stres dan meningkatkan kesehatan jantung kita. Sebuah riset di University of Kansas meneliti potensi rsenyum dengan melihat berbagai jenis senyum dan kepedulian terhadap senyuman. Hal itu bisa mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatasi stres yang dihadapinya. “Peribahasa lama mengatakan, ”tahanlah rasa sakit tanpa mengeluh”, telah menunjukkan bahwa tersenyum tidak hanya penting untuk indikator kebahagiaan nonverbal, tetapi juga menjanjikan obat bagi semua jenis masalah yang membuat stres,” kata ketua penulis, Tara Kraft, seperti dikutip Daily Mail.
“Kami meneliti apakah peribahasa ini mempunyai efek ilmiah, yakni apakah tersenyum benar-benar memiliki hubungan dengan kesehatan.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa tersenyum memang berpengaruh pada pernyataan fisik kita.
Secara umum, senyum dibagi menjadi dua kategori, senyum standar, yang menggunakan otot-otot di sekitar mulut, dan senyum asli atau senyum Duchenne, yang melibatkan otot-otot di sekitar mulut dan mata. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa emosi positif bisa membantu selama masa stres dan bahwa tersenyum bisa mempengaruhinya. Namun hasil penelitian dari Kraft dan Pressman ini adalah yang pertama kalinya meneliti jenis senyum seseorang guna mengetahui dampak senyum pada kadar stres.
Jadi, jika ingin sehat, selalu tersenyumlah pada dunia. Terlebih pada isteri anda. Senyum membuat para suami terjauh dari stres, dan membuat isteri bahagia. Jika isteri anda bahagia, pasti akan semakin sayang kepada anda. Tentu saja hal ini berlaku pula bagi isteri, selalu berikan senyum tulus dan paling indah untuk suami. Maka suami akan bahagia dan semakin sayang kepada anda.
Selamat pagi, selamat beraktivitas.
Cahyadi Takariawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar